Eksotisme Randu Alas Sang Maestro
>> Selasa, 18 Januari 2011
Salam lestari...
Masih ingat dengan gambar ini?
Masih ingat dengan gambar ini?
atau ini...?
Ya. Gambar-gambar tersebut merupakan foto dokumentasi kegiatan AKSI HARI BUMI 2010 yang diadakan oleh Tree Climbing Yogyakarta (TCY) pada tanggal 22 April 2010 yang lalu. Aksi yang diselenggarakan bekerja sama dengan Mapala Silvagama Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tersebut mengangkat tajuk "Aku Cinta Pohon". Kegiatan yang dilakukan berupa penanaman pohon damar, pemanjatan pohon randu alas, dan menghias dengan kain panjang berwarna kuning emas, dan pembagian berbagai jenis bibit pohon.
Kegiatan tersebut telah berlalu sekitar 9 bulan yang lalu. Bagaimana dengan kabar pohon yang beberapa orang menyebutnya Randu Alas Sang Maestro (karena berada di depan Museum Affandi, Sang Maestro Lukis Indonesia) tersebut? Beberapa waktu yang lalu penulis melintas dan mampir sejenak menikmati Sang Randu Alas. Walau kini hampir seluruh daunnya merangggas tak tersisa, namun pohon tersebut masih menyimpan aura sebagai salah satu pohon tua yang tersisa di Kota Yogyakarta. Randu Alas Sang Maestro tersebut masih memiliki eksotisme tersendiri, gagah berdiri di tengah hiruk pikuk kesibukan warga kota. Batang tuanya masih tegak kokoh menjulang, cabang dan rantingnya seakan menantang langit menegaskan bahwa dia masih mampu dan ingin hidup selamanya, tak mau tergantikan oleh bangunan dan gedung-gedung kaku.
Ya, tanggung jawab kita adalah menjaga dan memelihara semua kehidupan di muka bumi ini. Mari kita jaga pohon yang masih ada, dan mulailah menanam pohon-pohon baru agar kelak generasi mendatang masih bisa melihat dan menikmati manfaat pophon bagi kehidupan. Tanamkan dalam diri "Aku Cinta Pohon", dan mulai menanam Satu Orang Satu Pohon. Mari...
Kegiatan tersebut telah berlalu sekitar 9 bulan yang lalu. Bagaimana dengan kabar pohon yang beberapa orang menyebutnya Randu Alas Sang Maestro (karena berada di depan Museum Affandi, Sang Maestro Lukis Indonesia) tersebut? Beberapa waktu yang lalu penulis melintas dan mampir sejenak menikmati Sang Randu Alas. Walau kini hampir seluruh daunnya merangggas tak tersisa, namun pohon tersebut masih menyimpan aura sebagai salah satu pohon tua yang tersisa di Kota Yogyakarta. Randu Alas Sang Maestro tersebut masih memiliki eksotisme tersendiri, gagah berdiri di tengah hiruk pikuk kesibukan warga kota. Batang tuanya masih tegak kokoh menjulang, cabang dan rantingnya seakan menantang langit menegaskan bahwa dia masih mampu dan ingin hidup selamanya, tak mau tergantikan oleh bangunan dan gedung-gedung kaku.
Ya, tanggung jawab kita adalah menjaga dan memelihara semua kehidupan di muka bumi ini. Mari kita jaga pohon yang masih ada, dan mulailah menanam pohon-pohon baru agar kelak generasi mendatang masih bisa melihat dan menikmati manfaat pophon bagi kehidupan. Tanamkan dalam diri "Aku Cinta Pohon", dan mulai menanam Satu Orang Satu Pohon. Mari...
Read more...