Cerita Nyata Tentang Kasur Kapuk
>> Rabu, 21 April 2010
Saya itu rewelan kalau sudah soal mau tidur enak. Masalahnya sepele saja mungkin, saya susah tidur kalau kasurnya bukan kasur yang diisi kapuk. Kuno ndak modern? ya biarin. Buat saya, kasur busa itu sumuk, gerah bikin keringetan, ndak enak bangun tidurnya pliket, badan saya yang halus mulus ini lengket semua rasanya. Kalau kasurnya busa, apalagi yang sudah tepos, mending saya tidur di lantai saja.
Karena ini juga saya ndak pernah bisa tidur di pesawat udara, mau ditaruh di kelas apapun tetap tidak bisa. Mungkin karena tempat duduknya tidak diisi kapuk. Di hotel yang bintangnya banyak juga begitu, saya lebih suka tidur di lantainya. Suka bikin bingung orang yang beres-beres kamar hotel. Ini tamunya mesti rajin, resikan, habis tidur tempat tidurnya diberesi sendiri, mungkin begitu pikir mereka.
Pohon kapuk atau randu (Ceiba pentandra) sudah mulai jarang saya jumpai di Bogor ini. Masih ada beberapa randu tua (bukan rondo tua) yang terlihat kokoh berdiri di Bogor. Misalnya di depan kampus IPB di dekat tugu kujang. Kalau buah randunya pecah, kapuknya berterbangan ke mana-mana, musim salju … begitu kata anak saya. Halaman depan kampus yang biasanya hijau jadi putih tertutup kapuk. Indah kelihatannya, tapi bisa bikin orang yang alergi kapuk jadi berbangkis, wahing-wahing dahsyat begitu.
Sementara busa lawannya kapuk, yang sekarang disebut sebagai produk modern itu bikinnya di pabrik, mungkin masih ada yang membuatnya pakai bahan kimia yang bikin bolong ozon. Sementara salah satu bahan pembuat busa masih berasal dari hasil turunan minyak bumi. Bentuk akhirnya adalah alas tidur persegi panjang yang mulus, rapih, ndak kayak kasur kapuk yang pating mletot di sana-sini. Kasur busa nyaris bebas perawatan, paling sesekali dijemur, ndak seperti kasur kapuk yang harus digebuki pada waktu dijemur. Hanya saja, ya itu tadi, kasur busa buat saya cuma bikin sumuk.
Ini ceritanya kasur kapuk saya sudah mulai tepos juga, nyari tukang kapuk susahnya setengah mati. Lha kok ndilalah tadi itu ada Pak Kapuk datang, dibawa oleh tukang pijet saya. Pak Kapuk yang asli Purbalingga ini mendapatkan kapuknya dari Semarang, Jepara dan Surabaya. Susah cari kapuk bagus di sini, begitu katanya.
Pohon randu yang dahulu banyak berjajar di pinggir jalan sebagai penaung juga sudah lama diganti dengan pohon lain yang buah dan daunnya ndak bikin kotor jalanan. Tapi itu juga berarti, “musim salju” sudah ndak pernah hadir lagi.
Kata kunci : kapuk randu, kasur kapuk, pohon randu, kampus IPB.
Karena ini juga saya ndak pernah bisa tidur di pesawat udara, mau ditaruh di kelas apapun tetap tidak bisa. Mungkin karena tempat duduknya tidak diisi kapuk. Di hotel yang bintangnya banyak juga begitu, saya lebih suka tidur di lantainya. Suka bikin bingung orang yang beres-beres kamar hotel. Ini tamunya mesti rajin, resikan, habis tidur tempat tidurnya diberesi sendiri, mungkin begitu pikir mereka.
Pohon kapuk atau randu (Ceiba pentandra) sudah mulai jarang saya jumpai di Bogor ini. Masih ada beberapa randu tua (bukan rondo tua) yang terlihat kokoh berdiri di Bogor. Misalnya di depan kampus IPB di dekat tugu kujang. Kalau buah randunya pecah, kapuknya berterbangan ke mana-mana, musim salju … begitu kata anak saya. Halaman depan kampus yang biasanya hijau jadi putih tertutup kapuk. Indah kelihatannya, tapi bisa bikin orang yang alergi kapuk jadi berbangkis, wahing-wahing dahsyat begitu.
Sementara busa lawannya kapuk, yang sekarang disebut sebagai produk modern itu bikinnya di pabrik, mungkin masih ada yang membuatnya pakai bahan kimia yang bikin bolong ozon. Sementara salah satu bahan pembuat busa masih berasal dari hasil turunan minyak bumi. Bentuk akhirnya adalah alas tidur persegi panjang yang mulus, rapih, ndak kayak kasur kapuk yang pating mletot di sana-sini. Kasur busa nyaris bebas perawatan, paling sesekali dijemur, ndak seperti kasur kapuk yang harus digebuki pada waktu dijemur. Hanya saja, ya itu tadi, kasur busa buat saya cuma bikin sumuk.
Ini ceritanya kasur kapuk saya sudah mulai tepos juga, nyari tukang kapuk susahnya setengah mati. Lha kok ndilalah tadi itu ada Pak Kapuk datang, dibawa oleh tukang pijet saya. Pak Kapuk yang asli Purbalingga ini mendapatkan kapuknya dari Semarang, Jepara dan Surabaya. Susah cari kapuk bagus di sini, begitu katanya.
Pohon randu yang dahulu banyak berjajar di pinggir jalan sebagai penaung juga sudah lama diganti dengan pohon lain yang buah dan daunnya ndak bikin kotor jalanan. Tapi itu juga berarti, “musim salju” sudah ndak pernah hadir lagi.
Kata kunci : kapuk randu, kasur kapuk, pohon randu, kampus IPB.
2 comments:
Apakah benar ada tukang kapuk bagus di Bogor? Saya sedang mencari tukang kapuk untuk membuat guling. Kalau boleh, saya minta contact nya.
Thanks,
Siska
ni q jualan kapuk add http://www.facebook.com/hadiwibowo90
Posting Komentar