Analisis Efisiensi Pemasaran Kapuk Randu (Ceiba pentandra)
>> Selasa, 18 Oktober 2011
Perkebunan merupakan sub sektor yang mampu bertahan dari
goncangan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 - 1998.
Kapuk randu merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sudah sejak lama
diperdagangkan sebagai salah satu sumber serat alami. Pada tahun 1893 kapuk
diperkenalkan sebagai komoditas ekspor yang potensial oleh orang-orang Belanda
dalam pameran bertaraf internasional di Chicago (Amerika Serikat). Kapuk
memiliki sifat-sifat serat yang baik sebagai bahan baku industri antara lain peredam suara,
pelampung kapal, perabot rumah tangga, maka dengan cepat komoditas ini
menempati kedudukan penting dalam perdagangan dunia.
Pemasaran memiliki peranan penting, dimana proses ini
merupakan kegiatan dimana komoditas berpindah dari tangan produsen ke tangan
konsumen. Sebagai salah satu produk pertanian, pemasaran kapuk bersifat
musiman, dipengaruhi oleh iklim serta mempunyai elastisitas yang rendah, oleh
karenanya sering terjadi fluktuasi harga yang cukup tajam. Panen kapuk randu
dilakukan setahun sekali.
Kondisi ini menyebabkan perbedaan harga antara musim panen
dengan waktu menjelang panen tahun berikutnya cukup tinggi yaitu sekitar 50 - 100
persen. Di Kecamatan Sukorejo banyak lembaga yang terlibat dalam pemasaran
kapuk randu, sehingga terdapat banyak saluran pemasaran, sehingga masing-masing
lembaga melakukan fungsi-fungsi pemasaran. Posisi petani dalam pembentukan
harga pada umumnya lemah karena harga ditentukan oleh pasar, dan petani hanya menuruti
harga yang ditetapkan tengkulak
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1) Bagaimana saluran pemasaran kapuk randu di daerah penelitian?
2) Bagaimana fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga
pemasaran di daerah penelitian dapat memberikan keuntungan?
3) Bagaimana efisiensi pemasaran kapuk randu di daerah
penelitian masih dapat dicapai dan ditingkatkan?
Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mempelajari saluransaluran pemasaran yang terjadi di
Kecamatan Sukorejo
2) Mempelajari fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan
lembaga-lembaga pemasaran di Kecamatan Sukorejo dan mencari fungsi manakah yang
memerlukan biaya paling banyak
3) Menganalisis efisiensi pemasaran serat kapuk randu di Kecamatan Sukorejo.
3) Menganalisis efisiensi pemasaran serat kapuk randu di Kecamatan Sukorejo.
Hipotesis yang diajukan sehubungan dengan penelitian ini
adalah diduga system pemasaran kapuk randu pada setiap saluran pemasaran kapuk
randu di Kecamatan Sukorejo belum efisien.
Penentuan Kecamatan Sukorejo sebagai lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja atau purposive, yang didasari oleh pertimbangan
sebagai berikut, dari 24 kecamatan di Kabupaten Pasuruan, Kecamatan Sukorejo
menempati posisi ke-7 dalam jumlah produksi total kapuk randu per tahunnya
yaitu 201 ton pada tahun 2009. Adapun desa-desa yang ditentukan sebagai daerah
penelitian adalah Desa Suwayuwo, Desa Ngadimulyo, Desa Tanjungarum, Desa
Mojotengah, dan Desa Gunting. Penentuan desa-desa yang akan diteliti dilakukan
secara accidental.
Penentuan sampel petani dilakukan dengan berpedoman pada
pendapat Nasution (1996), bahwa > 10% dari unit populasi sudah dianggap
mencukupi. Responden lembaga pemasaran dipilih dengan metode .snow
ball sampling melalui pendekatan lembaga. Metode analisis data yang
dugunakan adalah
1) Analisis deskriptif
untuk menggambarkan lembaga pemasaran yang terlibat dalam
saluran pemasaran beserta aktivitas fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh
lembaga pemasaran pada tiap-tiap saluran pemasaran.
2) Analisis kuantitatif
meliputi analisis marjin pemasaran, rasio keuntungan atas
biaya, analisis efisiensi
harga, dan analisis efisiensi operasional.
Dari analisis deskriptif diperoleh hasil bahwa di daerah
penelitian terdapat enam saluran pemasaran, dan dari masing-masing lembaga
pemasaran tidak semuanya melakukan fungsi pemasaran yang sama karena
disesuaikan dengan peranannya. Sedangkan dari analisis kuantiatif diperoleh
hasil bahwa berdasarkan perhitungan efisiensi marjin pemasaran, saluran
pemasaran kapuk randu yang paling efisien jika di bandingkan dengan saluran
pemasaran lainnya adalah saluran pemasaran III dengan nilai efisiensi sebesar
0,26. Lembaga pemasaran yang mencapai nilai rasio k/b yang paling tinggi adalah
pengecer pada saluran III sebesar 3,42. Pengecer memperoleh rasio keuntungan
dan biaya lebih besar dari 1, lembaga tersebut memperoleh keuntungan yang lebih
besar dari biaya yang dikeluarkan dan dapat dikatakan efisien. Share paling
rendah yang diterima petani sebesar terdapat pada saluran VI sebesar 3,40% dari
harga konsumen, sedangkan share yang paling tinggi ada pada saluran I sebesar
14,84%.
Hal ini dikarenakan perbedaan harga jual yang tinggi
antara pengecer dan petani. Melalui pendekatan analisis efisiensi harga didapatkan
hasil bahwa fungsi transportasi dan fungsi
penyimpanan yang dilakukan lembaga pemasaran efisien,
sedangkan pada fungsi prosesing belum efisien karena selisih harga yang didapat
lebih rendah dari rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk melakukan fungsi prosesing.
Melalui pendekatan analisis efisiensi operasional fungsi transportasi, fungsi
transportasi yang dilakukan lembaga pemasaran efisien karena persentase
rata-rata angkut mencapai 100 persen yang merupakan kapsitas normal alat
angkut. Sedangkan pada fungsi penyimpanan belum efisien, hanya tengkulak yang melakukan
fungsi penyimpanan dengan efisien karena rata-rata kapasitas untuk menyimpan lebih
kecil dari rata-rata kapasitas gudang.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah
1) Petani disarankan untuk lebih memperhatikan informasi
harga pasar dan meningkatkan
tenik budidaya tanaman kapuk secara lebih intensif.
2) Lembaga pemasaran kapuk randu disarankan untuk
mengurangi biaya pemasaran, mengefisiensikan fungsi penyimpanan, melakukan promosi
serat kapuk randu, dan perlunya dibentuk paguyuban pengusaha pengolah kapuk
randu.
3) Instansi perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Pasuruan
dan Kecamatan Sukorejo disarankan untuk memasyarakatkan tanaman kapuk sebagai
komoditas ekspor yang penting, memberikan pengetahuan yang luas kepada
masyarakat, dan memperbaiki
peremajaan tanaman, serta kultur
teknis.
0 comments:
Posting Komentar