Bantal, Tak Cuma Alas Kepala
>> Jumat, 18 November 2011
Sejarah bantal dimulai dari
sejarah manusia, bahkan sebelum baju ditemukan, karena secara naluri manusia
akan memakai barang yang nyaman untuk tidur.
Pada awalnya bantal menunjukkan
tingkat kesejahteraan dari seseorang pemiliknya. Bantal telah dikenal oleh
masyarakat Mesir kuno. Kemudian bantal dengan teknik penjahitan modern dan
bantal dengan ornamen dikenal di Tiongkok sebagai barang berharga tinggi yang
kemudian juga dikenal di Eropa abad pertengahan.
Dalam sejarah, bantal semula
lebih banyak dipakai oleh sebagian besar kaum yang kaya, dan sudah ditemukan di
kuburan Mesir kuno. Kesukaran dalam pewarnaaan dan teknik jahit-menjahit
menyebabkan perkembangan bantal sebagai bentuk karya seni, dengan bantal yang
dihiasi menjadi komoditas berharga terlebih dulu di Cina dan kemudian di Eropa.
Di Pertengahan Revolusi Industri
mulai dilakukan produksi masal tekstil yang dihiasi dan bantal yang dihiasi.
Bantal tradisional Cina biasanya berbentuk kotak yang terbuat dari kayu, batu,
metal ataupun porslen. Orang-orang Yunani kaya menaruh kepala dan kaki di atas
bantal bordir kaya dan guling.
Orang Mesir, berfilosofi tentang
kepala sebagai tempat hidup, banyak perhatian dicurahkan, detail, dan uang pada
bantal untuk orang mati. Namun Orang Cina berpikir bahwa bantal lembut merusak
vitalitas tubuh, dan bantal mereka terbuat dari kayu, kulit , dan bahan
keramik. Beberapa bahkan diisi dengan pengobatan herbal untuk menyembuhkan
penyakit, mengembalikan kehilangan gigi, dan mengilhami mimpi indah.
Orang-orang
Eropa menggunakan bulu-bulu angsa untuk dijadikan bantal. Sedangkan
orang-orang Indonesia banyak
menggunakan serat-serat kapuk untuk mengisi bantal-bantalnya. Keduanya
mempunyai persamaan adanya unsur kenyamanan dan empuk.
Permasalahan kemudian timbul,
bagaimana bantal yang mereka punya bisa berumur lama? Orang-orang Indonesia menjemur
bantal kapuknya agar serat-serat yang basah bisa kering dan mengembang
kembali.
Sesuai dengan perkembangan
teknologi orang menciptakan serat-serat sintetis sebagai pengganti serat
alam yang dianggap sumbernya terbatas dan tingkat empuknya masih dirasa
kurang. Perkembangan jaman kemudian ditemukan busa latex sebagai bantal karena
dianggap awet, tidak gampang kempes dan nyaman.
Bantal Dacron (Empuk dan Lembut)
Banyak sekali jenis dacron di
pasaran, sebagian merupakan serat-serat yang gampang patah sehingga serpihannya
bisa menimbulkan debu yang untuk sebagian orang menjadikan alergi. Jenis dacron
terbaik saat ini adalah siliconized polyester fiber yaitu serat-serat
polyester silikon. Dacron ini mempunyai serat-serat yang sifat daya kembangnya
tinggi sehingga ciri-cirinya bobotnya ringan tapi mengembang sekali.
Karena itu akan sangat empuk dipakai. Keunggulan bantal ini adalah karena
keempukan dan kelembutannya.
Bantal Busa Latex (Daya Tahan Lama)
Latex adalah karet alam, sifat dasarnya
sangat elastis sekali. Untuk membuat bantal, terlebih dahulu karet ini
dikembangkan menjadi busa. Kebanyakan bantal latex adalah berbentuk
contour, yaitu bentuknya disesuaikan dengan kontur kepala kita. Tanpa diragukan
lagi busa latex dalam berbagai kegunaannya, termasuk bantal, mempunyai daya
tahan yang sangat lama.
Super Foam (Busa Nyaman)
Busa super adalah busa sintetis
yang berkualitas sangat baik sekali. Kelebihan busa ini dibanding busa latex
adalah kemampuannya untuk meredam efek pegas seperti yang ditimbulkan oleh busa
latex. Busa ini tidak akan langsung kembali setelah diberikan beban, sehingga
akan membuat lebih nyaman.
Seringkali kita tidak
memperhatikan kualitas kain kulit bantal yang kita miliki, walaupun telah mahal
kita membelinya. kain-kain non katun umumnya mempunyai efek panas, sehingga
bagi yang peka akan merasa tidak nyaman.
Dari banyaknya jenis bahan
pengisi bantal dari yang serat alami seperti serat kapuk, bulu angsa dan serat
sintetis seperti polyester, busa, kami lebih cenderung memilih yang alami
karena bahan seratnya sangat nyaman, sangat baik buat kulit kita sebab tidak
panas dan tidak menimbulkan iritasi. Mungkin tidak punya daya tahan lama karena
seratnya alami, akan tetapi ini sangat baik buat bumi kita ini, mudah terurai
oleh tanah dan ramah lingkungan (environment friendly). Semua pilihan kami
kembalikan pada anda, harapan kami cuma satu yaitu bersama kita bisa berbuat
lebih baik untuk kelangsungan dan kelestarian bumi ini, warisan yang mungkin
tak ternilai buat anak cucu kita di masa depan. Mari menggunakan bahan-bahan
yang ramah lingkungan dan mengurangi yang sintetis, dengan kapuk fiber kta akan
mewujudkan itu jadi kenyataan.
Maju Terus Agrobisnis Indonesia !