Musim Kemarau Pati Selatan Jawa Tengah Rawan Kebakaran
>> Senin, 08 September 2014
Kepala UPT Pemadam Kebakaran (PMK) Kabupaten Pati Heru Suyanta
mengatakan, wilayah Pati selatan yang masuk dalam kawasan rawan kebaran
yakni Kayen, Karaban, Tambakromo, Jakenan, Puncakwangi dan sekitarnya.
Ini disebabkan, wilayah tersebut didominasi wilayah perajin kapuk dan
kapas, yang mudah terbakar saat kondisi cuaca panas.
”Kami memang lebih memfokuskan daerah tersebut. Namun tentu saja kami juga tidak menutup kemungkinan adanya potensi kebakaran di daerah lain. Dengan menyiapkan tim yang selalu standby selama 24 jam, kami siap melayani masyarakat saat terjadi kebakaran,” jelasnya kepada Koran Muria, Kamis (5/6).
Lebih lanjut Heru menuturkan, kapuk sangat rentan terbakar ketika cuaca terlalu panas. Sehingga menimbulkan percikan api yang akhirnya memunculkan bara jika tidak segera ditangani. Apalagi kapuk tergolong bahan mudah terbakar, maka penyebaran api akan sangat cepat.
Selain itu, tanaman tebu juga berpotensi terbakar. Karena daun tebu yang mulai mengering, akan cepat terbakar, ketika ada percikan api, meskipun dalam skala kecil. Oleh karenanya PMK Pati mulai melakukan sosialiasi kepada pengusaha kapuk dan petani tebu.
”Kami edukasi masyarakat, untuk dapat meminimalisir terjadinya kebakaran akibat kelalaian. Seperti karena lupa mematikan kompor maupun menggunakan instalasi listrik yang tidak sesuai dengan standar yang ada,” ujarnya.
Khusus untuk usaha yang rawan terjadi kebakaran, pihaknya juga telah meminta agar setiap pengusaha untuk menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Sehingga saat terjadi kebakaran dapat mendapatkan penanganan secepatnya dan tidak sampai menyebabkan kerugian yang lebih luas.
”Kalau harapan kami setiap 150 meter persegi dapat dipasang setidaknya satu APAR. terutama untuk daerah yang dijadikan tempat berkumpul orang, seperti pabrik atau tempat usaha lainnya,” pungkasnya.
Read more...
”Kami memang lebih memfokuskan daerah tersebut. Namun tentu saja kami juga tidak menutup kemungkinan adanya potensi kebakaran di daerah lain. Dengan menyiapkan tim yang selalu standby selama 24 jam, kami siap melayani masyarakat saat terjadi kebakaran,” jelasnya kepada Koran Muria, Kamis (5/6).
Lebih lanjut Heru menuturkan, kapuk sangat rentan terbakar ketika cuaca terlalu panas. Sehingga menimbulkan percikan api yang akhirnya memunculkan bara jika tidak segera ditangani. Apalagi kapuk tergolong bahan mudah terbakar, maka penyebaran api akan sangat cepat.
Selain itu, tanaman tebu juga berpotensi terbakar. Karena daun tebu yang mulai mengering, akan cepat terbakar, ketika ada percikan api, meskipun dalam skala kecil. Oleh karenanya PMK Pati mulai melakukan sosialiasi kepada pengusaha kapuk dan petani tebu.
”Kami edukasi masyarakat, untuk dapat meminimalisir terjadinya kebakaran akibat kelalaian. Seperti karena lupa mematikan kompor maupun menggunakan instalasi listrik yang tidak sesuai dengan standar yang ada,” ujarnya.
Khusus untuk usaha yang rawan terjadi kebakaran, pihaknya juga telah meminta agar setiap pengusaha untuk menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Sehingga saat terjadi kebakaran dapat mendapatkan penanganan secepatnya dan tidak sampai menyebabkan kerugian yang lebih luas.
”Kalau harapan kami setiap 150 meter persegi dapat dipasang setidaknya satu APAR. terutama untuk daerah yang dijadikan tempat berkumpul orang, seperti pabrik atau tempat usaha lainnya,” pungkasnya.