KAMI SUKA MEMBINA KERJASAMA | KAMI MENJAGA KUALITAS PRODUK | KEPUASAN ANDA ADALAH PRIORITAS KAMI | HOTLINE CALL: (+62) 08562700040



Hujan Salju Kering

>> Kamis, 28 Oktober 2010

Sedang duduk-duduk di TAKOL, menikmati kapuk-kapuk randu yg melayang tertiup angin sambil mengenang masa lalu...”

Itu serangkaian kata status yg tertulis di dinding FB seorang teman lama, beberapa waktu yang lalu. Rangkaian kata yg mungkin tak punya banyak arti bagi orang lain yg membacanya, kecuali bagi mereka-mereka yg punya kenangan sama dengannya. Dan rupanya cukup banyak teman2 lama kami yg tertarik dengan status itu dan langsung bertebaran komen-komen disana. Satu diantaranya tentunya dariku, hehe…

Bukan semata memeriahkan dinding FB teman lama, namun karena aku benar-benar ‘tergelitik’ dengan beberapa kata di status itu, khususnya TAKOL dan KAPUK RANDU. Ada kenangan tersendiri tentang 2 kata yang saling berhubungan itu, kenangan dari masa-masa indah di kota hujan, bertahun lampau.

Kapuk Randu. Itu kata pertama yg berhasil mengungkit cerita masa lampau dari sudut hati. Pemandangan kapuk2 randu yang berterbangan tertiup angin selalu menjadi salah satu pemandangan favoritku selama 4 th di kota hujan. Kapuk2 putih lembut yang melayang-layang diudara, mendarat di hijaunya rumput, sesemakan maupun dedaunan pohon… sungguh indah dan menenangkan bagiku. Kami sering menyebutnya ‘hujan salju kering’. Saking terpesonanya dengan pemandangan indah itu, pada tahun2 terakhir masa kuliah dimana lokasi kuliah pindah di kampus baru Darmaga, aku & beberapa teman sering khusus datang ke kampus lama pada masa-masa hujan salju kering ini, untuk menikmatinya.

Dan dimana lokasi paling nyaman untuk menikmati indahnya hujan salju kering itu? Dimana lagi kalau bukan di TAKOL !

Taman Koleksi ( TAKOL ) begitu kami dulu menyebut suatu area taman di kampus lama Baranangsiang. Taman sederhana yang hanya terdiri dari kelompok2 bangku & meja beton dibawah pohon2 besar nan rindang yang terletak di sebelah lapangan rumput . Lokasi favorit mahasiswa untuk melakukan bermacam aktifitas : belajar ( sendiri / berkelompok ), sekedar ngobrol mengisi waktu sambil menunggu jadwal kuliah berikut, janjian dengan teman ( atau sang ehm-ehm…) atau sekedar merenung mencari inspirasi.

Hm, terimakasih Yan… Dari status - dan foto2- mu aku jadi tahu bahwa Takol masih ada ( meskipun sekarang katanya sebutannya bukan TAKOL lagi… ). Senang sekali mengetahui bahwa area hijau ini masih bertahan, sementara informasi teman2 bahwa kampus lama sudah sama sekali berubah wajah!

Sayang sekali saat ngubek2 album foto lamaku, tak kutemui foto2 tentang Takol apalagi moment hujan salju kering . Tak apalah…. yg penting kenangan di hatiku tetap ada! Uhuuy….

Read more...

Kapuk Sintetik Lebih Berbahaya Dibanding Kapuk Randu Asli

>> Jumat, 22 Oktober 2010

Tempat tidur dengan bahan kapuk sintetik dipercaya lebih berbahaya dibanding kapuk asli. Sebuah studi, dilansir melalui Times of India, Selasa (11/8/2009), menyimpulkan kapuk sintetik mampu meningkatkan frekuensi asma lebih tinggi ketimbang kapuk asli yang terbuat dari pohon randu.

'Studi ini menemukan jamur pada kapuk sintetik mampu meningkatkan kadar beta-glucan. Bahkan tingkatnya lebih besar 60 persen ketimbang kapuk biasa. Beta-glucan sendiri sangat mampu meningkatkan frekuensi asma, khususnya pada anak kecil," ujar ketua tim peneliti dari Otago University Rob Siebers. Untuk menjalankan studi ini, mereka menggunakan 178 sampel kapuk yang terdiri dari 35 kasur, 25 matras, 35 guling dan 73 bantal.

Mereka meyakinkan bahwa total level beta-glucan pada bantal sintetik memiliki kadar dua hingga tiga kali lebih besar daripada bantal kapuk randu. (okezone)

Read more...

Akibat Curi 3 Karung Kapuk Randu, Dimassa Warga

>> Selasa, 19 Oktober 2010

Boyolali (Espos)–Triwono, 27, warga Dukuh Setro, Desa Karanganyar, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, kini harus merasakan dinginnya ruang tahanan di Mapolres Boyolali.Pasalnya, pada Kamis (28/1) lalu, Triwono tertangkap tangan saat hendak membawa kabur tiga karung berisi kapuk randu yang berhasil dicurinya dari rumah Ny Parto Jami, 70, warga Dukuh Tagung Gede, Desa Karanganyar, Kecamatan Musuk, Boyolali.
Informasi yang dihimpun Espos, Jumat (29/1), pencurian kapuk yang dilakukan tersangka pada Kamis dini hari itu, kali pertama diketahui warga dukuh setempat, Triyanto, 22 dan Sulted, 21. Saat itu keduanya tengah asyik bermain karambol di rumah Triyanto pada dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB, tiba-tiba mendengar suara sepeda motor melintas di depan rumah.Sulted kemudian mengecek asal suara sepeda motor itu dari balik jendela dan melihat tersangka mengendarai sepeda motornya dengan membawa barang berupa tiga buah karung.
Keduanya pun menaruh curiga karena di dukuh tersebut tidak seperti biasanya ada orang yang membawa barang dengan sepeda motor pada malam hari. Sulted dan Triyanto pun lantas berusaha mengejar Triwono. Pengejaran keduanya pun akhirnya membangunkan sejumlah warga yang kemudian ikut mengejar pelaku.
Saat sepeda motornya berhasil dihentikan, warga pun lantas mengintrogasi Triwono karena warga merasa belum mengenal tersangka.
Triwono pun mengaku sedang membawa tiga karung kapuk randu dari rumah Ny Parto Jami, 70, warga setempat.
Dicurigai sebagai pencuri, Triwono pun sempat mendapat bogem mentah dari sejumlah warga.
Untunglah, aksi warga tidak berlangsung lama karena sebagian warga melaporkan kejadian itu ke kantor polisi. Triwono pun akhirnya digelandang petugas dan ditahan di Mapolsek setempat, berikut barang bukti berupa tiga karung kapuk randu dan sepeda motor yang digunakan pelaku untuk mencuri.
Kapolres Boyolali, AKBP Agus Suryo Nugroho, melalui Kapolsek Musuk, AKP Ahmad Yani, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dituturkan Kapolsek, pihaknya juga sudah menindaklanjuti kasus pencurian kapuk randu tersebut. Menurut Kapolsek, meski Triwono sempat dihajar warga, namun tidak menimbulkan luka serius.
Hal ini sebagai bahan pelajaran bahwa bagaimanapun juga mencuri itu tindakan tercela selain dilarang agama juga tidak baik untuk kesehatan, karena badan sakit semua babak belur dihajar massa. Mungkin klo kejadiannya di Pati akan lebih parah.

Read more...

Material Teknik Berdensitas Rendah Berbahan Baku Serat Kapuk

>> Selasa, 12 Oktober 2010

PERSPEKTIF


Menilik kembali sebuah komoditas yang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, dan mengubahnya menjadi produk teknik dengan nilai tambah sangat tinggi dan berkualitas ekspor.






WHAT?

Indonesia merupakan salah satu pengekspor serat kapuk di dunia, namun di dalam negeri sendiri, kapuk hanya dimanfaatkan untuk isi kasur. Padahal, kapuk merupakan sumber serat alam yang dapat digunakan sebagai material beragam produk.
Kapuk mempunyai densitas amat rendah, mempunyai sifat yang fleksibel mudah diurai, dan dapat dipadatkan. Selain itu Kapuk mempunyai sifat konduktivitas panas yang rendah, dapat meredam suara, dan dapat meredam gaya bentur (impact force).
Serat kapuk memiliki lapisan semacam lilin (wax) yang dengan proses tekan panas dapat berfungsi sebagai perekat dalam menghasilkan lempeng kapuk multi guna, atau dibentuk sesuai keperluan untuk keperluan teknis tertentu.


WHY?


Keunggulan:

1. Berguna untuk konstruksi seperti ruang kedap suara dan piranti otomatis

2. Bahan banyak ditemukan di Indonesia

3. Meningkatnya kembali nilai ekonomis kapuk


Potensi Aplikasi:

Tepat untuk industri bahan bangunan dan industri penunjang otomotif

Read more...

Eksplorasi Serat Kapuk Sebagai Bahan Baku Tekstil

>> Sabtu, 02 Oktober 2010

Kapuk adalah salah satu Sumber Daya Alam Indonesia dan sebelum Perang Dunia II merupakan salah satu komoditas ekspor utama yang diakui dunia. Kapuk dikenal dengan sebutan Kapok, Sumauma, Kapas Jawa, dan Silk Cotton. Selama ini kapuk dikenal sebagai bahan pendukung sebagai isi produk interior dan fashion seperti kursi, pelampung, tas, pakaian, dan bantal. Berbeda dengan kapas yang mampu menjadi bahan utama tekstil melalui pengolahan benang, dan lembaran kain. Karakter kapuk yang licin, berminyak, serat pendek, serta bersifat menolak air, adalah alasan yang menjadikan kapuk tidak cocok untuk diolah menjadi benang produksi. Sebagai mahasiswa yang berinteraksi dengan dunia kria yang senantiasa mengamati gejala sosial dan lingkungan sekitar merasa perlunya mengenal kapuk lebih dalam sehingga mampu mengangkat nilai kapuk tidak sekedar menjadi isi dari produk interior atau fashion melainkan bahan baku utama dari karya kria yang bersifat rasional, emosional, dan fungsional. Untuk itu dalam pembuatan Karya Tugas akhir Kria Tekstil ITB, yang berjudul "Ekplorasi Serat Kapuk Sebagai Bahan Baku Tekstil" Penulis melakukan eksperimen kimia dan eksplorasi yang merujuk pada proses pembuatan kapuk menjadi lembaran kain dengan teknik tenun. Semoga tulisan ini mampu menambah wawasan Pembaca mengenai serat alam di Indonesia khususnya kapuk.

Read more...
Powered By Blogger
JANGAN SALAH MEMILIH DALAM BERBISNIS | ANDA LAYAK MENDAPATKAN PRODUK TERBAIK | HUBUNGI : ARIF MULYADI (+62) 08562700040