KAMI SUKA MEMBINA KERJASAMA | KAMI MENJAGA KUALITAS PRODUK | KEPUASAN ANDA ADALAH PRIORITAS KAMI | HOTLINE CALL: (+62) 08562700040



Diduga Tersambar Petir, Gudang Kapuk Terbakar

>> Senin, 10 November 2014

(Pati, Gabus) – Diduga akibat tersambar petir, sebuah gudang kapuk di Desa Karaban Kecamatan Gabus, ludes terbakar Senin siang (10/11). Mesti tidak ada korban jiwa, namun kebakaran tersebut, pemilik gudang diperkirakan mengalami kerugian mencapai milyaran rupiah.

Gudang yang terbakar akibat sambaran petir itu, milik Rondji, 44 tahun, warga RT.4/RW.1 desa setempat. Peristiwa yang meludeskan gudang seluas 25 m2, sekitar pukul 12.00 itu, mengakibatkan Rondji mengalami kerugian yang ditaksir mencapai lebih dari Rp.2 Milyar.

Keterangan yang dihimpun radio PAS Pati disekitar lokasi kebakaran mengatakan, beberapa saat setelah terdengar suara petir, salah seorang warga setempat melhat kepulan asap dari gudang.
“Ternyata setelah dicari pusat kepulan asap itu, memang dari api yang mulai berkobar di dalam gudang milik Rondji. Warga sekitar lokasi kemudian berhamburan keluar, berusaha memadamkan api dengan peralatan alat seadanya,” kata warga.

Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kabupaten Pati, Heru Suyanta mengatakan, kerugian yang dialami korban besa, karena kapuk 6 ton kapuk siap impor yang ada di dalam gudang, ludes terbakar.
‘Empat armada pemadam kebakaran Pemkab Pati, dua armada pemadam PT. Garuda Food, dan satu armada pemadam kebakaran Bakorwil Pati, dikerahkan untuk memadamkan kobaran api. Meski kesulitan karena yang terbakar kapuk, sehingga api baru dapat dikuasai tiga jam kemudian,” ujar Heru kemarin.

Kebakaran juga menimpa, Sumarni warga Desa Kadilangu Kecamatan Trangkil. Rumah yang ditempatinya, terbakar bersama sebagian barang miliknya yang dapat diselamatkan, dan ditaksir kerugian mencapai Rp.500juta. Namun penyebabnya belum dapat dipastikan dari mana sumbernya.(•)
(sumber:http://pasfmpati.com/…/1491-diduga-tersambar-petir,-gudang-…)

Read more...

Khasiat Daun Randu Untuk Kesehatan

>> Sabtu, 18 Oktober 2014


Tanaman Randu ( ceiba pentandra ) memiliki ciri berbentuk pohon dengan tinggi hingga 30 m, tegak, bulat, hijau kecokelatan. Daun majemuk, bulat, anak daun lanset, pangkal tumpul, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-16 cm, lebar 2-3 cm, pertulangan menyirip, bertangkai panjang, hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun atau ujung batang, kelopak bentuk lonceng, bagian pangkal berlekatan, hijau keputih-putihan, kepala sari berlekuk, tangkai putik bentuk benang, putih kekuningan, mahkota bulat telur, panjang 2,5-4 cm, pangkalnya menyatu. Buah bulat panjang sampai lanset, panjang 7,5-15 cm, masih berwarna hijau muda, setelah tua cokelat. Biji bulat, keras, hitam. Akar tunggang, bulat, bercabang, cokelat muda.

Kapuk randu merupakan tanaman tropis yang diklaim berasal dari daratan bagian utara Amerika Selatan, Amerika tengah, dan Karibia. Tanaman ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia, dan di Indonesia, terutama dapat Anda jumpai di pulau Jawa, hingga tanaman ini juga akrab dengan sebutan Kapok Java. Pada umumnya tanaman ini di budidayakan guna diambil buahnya saja, dan digunakan sebagai bahan untuk membuat bantal dan kasur, dan untuk yang lain-lainnya. Tetapi tahukah Anda, ternyata daun kapuk juga memiliki manfaat dan khasiat yang istimewa untuk mengobati dan menyembuhkan berbagai penyakit, seperti batuk, mencret ( diare ), tonik rambut, sebagai antiseptik mulut ( obat kumur ), penghilang bekas luka, obat sakit mata.


Kandungan Kimia 

daun ceiba pentandra mengandung saponin, tlafonoida, dan tanin. Daun tanaman ini mengandung zat hidrat arang, zat penyamak, dan damar sehingga terasa pahit.

Khasiat dan Penggunaan Daun Kapuk

Untuk Obat Batuk 
Gunakan lebih kurang 8 gram daun segar ceiba pentandra, dicuci. Lalu ditumbuk hingga lumat, kemudian diseduh dengan ½ gelas air matang panas, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sebaikknya pagi dan sore.

Desinfektan Mulut ( Obat Kumur ) 
2 sampai 10 gram daun randu yang masih segar, kemudian bilas hingga bersih. Jangan lupa siapkan satu gelas air matang yang dituangkan kedalam baskom, remas-remas daun randu hingga lumat kedalam air tersebut hingga air berubah menjadi sedikit berlendir. Saring air remasan tersebut dan gunakan sebagai obat kumur.

Obat Penghilang Bekas Luka 
Cuci daun randu secukupnya hingga bersih, kemudian bersihkan terlebih dahulu bagian bekas luka dengan air hangat, dan gosokkan daun randu berulang-ulang pada bekas luka. Setelah itu, basuh dengan sabun dan air bersih, lakukan cara ini setiap mandi sampai lukas benarbenar hilang atau memudar.

Obat Sakit Mata 
Siapkan beberapa helai daun randu yang telah dicuci hingga bersih. Letakan daun randu kedalam wadah misal rantang atau baskom, tuangkan air bersih secukupnya. Remas dan lumatkan daun randu tersebut sampai air berubah menjadi berlendir. Air remasan kemudian disaring dan gunakan untuk membasuh mata, caranya dengan mencelupkan mata kedalam air sambil mata dikedip-kedipkan didalam air. Cara ini akan membantu menghilangkan dan mengeluarkan kotoran dari dalam mata.

Obat Penyubur Rambut ( Tonikum ) 
Gunakan 15 helai daun randu lalu direbus dengan air sampai mendidih. Setelah dingin gunakan air rebusan tersebut sebelum anda keramas dengan shampoo. Caranya basahi rambut dengan air rebusan tersebut, pijat-pijat kulit kepala dan diamkan selama 1/2 jam, terakhir bilas dengan shampoo seperti biasa. Untuk hasil yang maksimal gunakan cara ini 2 kali seminggu.

Inilah beberapa manfaat dari daun randu bagi kesehatan yang perlu juga Anda ketahui, dan perlu Anda coba sebelum menggunakan obat-obat kimia. Semoga ada manfaatnya, sehingga Anda semua tetap sehat setiap saat.

Read more...

Musim Kemarau Pati Selatan Jawa Tengah Rawan Kebakaran

>> Senin, 08 September 2014

PATI – Memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah di Pati mempunyai potensi kerawanan kebakaran cukup tinggi. Daerah yang mempunyai ancaman paling besar berada di wilayah Pati selatan.
Kepala UPT Pemadam Kebakaran (PMK) Kabupaten Pati Heru Suyanta mengatakan, wilayah Pati selatan yang masuk dalam kawasan rawan kebaran yakni Kayen, Karaban, Tambakromo, Jakenan, Puncakwangi dan sekitarnya. Ini disebabkan, wilayah tersebut didominasi wilayah perajin kapuk dan kapas, yang mudah terbakar saat kondisi cuaca panas.
”Kami memang lebih memfokuskan daerah tersebut. Namun tentu saja kami juga tidak menutup kemungkinan adanya potensi kebakaran di daerah lain. Dengan menyiapkan tim yang selalu standby selama 24 jam, kami siap melayani masyarakat saat terjadi kebakaran,” jelasnya kepada Koran Muria, Kamis (5/6).
Lebih lanjut Heru menuturkan, kapuk sangat rentan terbakar ketika cuaca terlalu panas. Sehingga menimbulkan percikan api yang akhirnya memunculkan bara jika tidak segera ditangani. Apalagi kapuk tergolong bahan mudah terbakar, maka penyebaran api akan sangat cepat.
Selain itu, tanaman tebu juga berpotensi terbakar. Karena daun tebu yang mulai mengering, akan cepat terbakar, ketika ada percikan api, meskipun dalam skala kecil. Oleh karenanya PMK Pati mulai melakukan sosialiasi kepada pengusaha kapuk dan petani tebu.
”Kami edukasi masyarakat, untuk dapat meminimalisir terjadinya kebakaran akibat kelalaian. Seperti karena lupa mematikan kompor maupun menggunakan instalasi listrik yang tidak sesuai dengan standar yang ada,” ujarnya.
Khusus untuk usaha yang rawan terjadi kebakaran, pihaknya juga telah meminta agar setiap pengusaha untuk menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Sehingga saat terjadi kebakaran dapat mendapatkan penanganan secepatnya dan tidak sampai menyebabkan kerugian yang lebih luas.
”Kalau harapan kami setiap 150 meter persegi dapat dipasang setidaknya satu APAR. terutama untuk daerah yang dijadikan tempat berkumpul orang, seperti pabrik atau tempat usaha lainnya,” pungkasnya.

Read more...

Bio Fungisida Dari Kulit Limbah Kapuk

>> Jumat, 20 Juni 2014

Kulit kapuk randu di Desa Karaban, Kecamatan Gabus, Pati menjadi barang sepele. Jumlahnya yang melimpah menjadikan limbah itu dibuang sia-sia.

Namun hasil penelitian, kulit kapuk mendapat predikat juara di ajang internasional.
Adalah siswi SMA PGRI 2 Kayen, Pati, Apriliani Sofa Marwaningtyas, yang menjadi inspirator. Penelitian sederhananya tentang kulit kapuk mampu menunjukkan kepada dunia, bahan yang selama ini kurang bernilai menjadi bermanfaat di bidang pertanian. Para ahli yang menjadi juri dalam event Mostra Internacional De Ciencia Tecnologia (Mostratec) Ke-28 di Novo Hamburgo-RS, Brazil, terkesan dengan hasil penelitian siswi kelas XII itu.

Dara kelahiran 21 April 1997 ini berhasil mengembangkan abu kulit kapuk menjadi biofungisida. Pestisida hayati ini berfungsi untuk mengendalikan penyakit tanaman, khususnya yang disebabkan jamur (fungi). Pelajar asal Desa Kasiyan, Kecamatan Sukolilo, Pati, itu memiliki rasa igin tahu terhadap berbagai hal. Upaya keras mengungkap sesuatu yang bernilai tinggi di balik bahan yang dianggap sepele masyarakat terus dilakukan dengan pendampingan guru Moh Rouf SPd MSi.

Prestasinya meningkat seiring diraihnya penghargaan juara I dari 13 kategori Biologia Celular e Molucular Micro Biologia berkait biofungisida dari abu kulit kapuk. Itu merupakan event sains internasional yang diikuti 40 negara di dunia dengan 500 peserta, termasuk dari Amerika Serikat dan Inggris.
Selain SMA PGRI 2 Kayen, Indonesia juga mengirim dua sekolah lain untuk berkompetisi di Brazil pada 20-25 Oktober lalu, yaitu SMA Karisma Bangsa Banten dan SMA Sumatera Selatan (Sampoerna Academy). Namun, April yang membawa bendera SMA PGRI 2 Kayen mendapat perhatian khusus.

Menurutnya, juri tercengang dengan pengembangan biofungisida hasil penelitiannya. Mengingat, kapuk randu yang merupakan tanaman asal Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia bukan saja dimanfaatkan kapuknya saja untuk bahan baku kasur. Karena kapuk randu yang banyak di Brazil sejauh ini masih sebatas untuk produksi kapuk semata dan belum menyentuh pemanfaatan limbahnya.

Bio fungisida yang dikembangkan siswi SMA PGRI 2 Kayen memiliki nilai lebih karena mengoptimalkan potensi lokal dengan memanfaatkan limbah kapuk yang banyak ditemukan di Desa Karaban, Kecamatan Gabus. Tidak sulit mendapati bahan buangan itu di sentra industri kapuk yang cukup dikenal di Indonesia.
Selain itu, biofungisida, yang merupakan jenis pestisida dari organisme tertentu untuk mengendalikan penyakit karena jamur pada tanaman saat ini sangat dibutuhkan. Mengingat bahan tersebut bersifat organik, mudah didapat, dan ramah lingkungan. ”Total limbah kapuk yang dihasilkan di daerah Karaban dalam satu bulan bisa mencapai 150 ton dalam bentuk klothok (kulit kapuk-red). Sayangnya limbah itu menjadi tak bernilai jika hanya dibuang begitu saja,” ujar April.

Selain memiliki nilai manfaat tinggi, biofungisida dari kulit kapuk ini juga relatif murah. Satu karung bahan utama, yakni abu kulit kapuk hanya seharga Rp 10 ribu. Dari dua kilogram abu dapat menghasilkan setengah kilogram bio fungisida yang cukup disemprotkan di lahan pertanian seluas seperempat hektare. Adapun biaya pembuatan antara Rp 15 ribu- Rp 20 ribu. Menurut guru pembimbing April, Moh Rouf, bio fungisida itu belum banyak ditemui di pasaran. Kalau pun ada, harganya berkisar Rp 60 ribu untuk lahan seluas seperempat hektare. Biofungisida ini dapat membantu petani karena menekan biaya penghilangan jamur tanaman, terutama cabai yang kerap ditemukan jamur. Hasil penelitian itu dapat dikembangkan lebih besar untuk kepentingan kemajuan pertanian di Tanah Air.

Kepala SMA PGRI 2 Kayen Surata mengemukakan, sebelum ke Brazil, biofungisida itu pernah dilombakan dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2012 yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. Hasil penelian oleh dewan juri dari ITB, IPB, UI, dan ITS cukup unik dan memiliki nilai sehingga dinobatkan sebagai penelitian terbaik ketiga.

Atas prestasi itu, April ingin lebih mendalami bidang ilmu pengetahuan terapan, seperti biologi dan fisika. Meskipun banyak tawaran dari sejumlah perguruan tinggi kenamaan di Indonesia, namun putri pasangan Muhammad Zaelani dan Sudarni ini memiliki obsesi kuliah di luar negeri. ”Saya ingin menjadi dosen.”

Read more...

Physical Characteristics of Kapok Fiber (fibre)

>> Kamis, 10 April 2014

Individual kapok fibers are 1 to 1.5 cm in length. Under a microscope, kapok fibers present a long narrow cell with frequent folds. Its cell has thin walls and a hollow structure. Its walls form a smooth, closed tube with a large cavity called a lumen.  Each kapok fiber is coated with a waxy substance called cutine. The cutine and lumen are thought to give kapok its buoyancy. Chemically, kapok fiber consists mainly of cellulose, although also containing pentose-containing polysaccharides called pentosan and an inert plastice-like material called lignin.

Read more...
Powered By Blogger
JANGAN SALAH MEMILIH DALAM BERBISNIS | ANDA LAYAK MENDAPATKAN PRODUK TERBAIK | HUBUNGI : ARIF MULYADI (+62) 08562700040