KAMI SUKA MEMBINA KERJASAMA | KAMI MENJAGA KUALITAS PRODUK | KEPUASAN ANDA ADALAH PRIORITAS KAMI | HOTLINE CALL: (+62) 08562700040



Cara Efektif Budidaya Pohon Kapuk

>> Kamis, 18 Oktober 2012

Kapuk (Ceiba petandra Gaertn) berasal daerah tropis di Amerika berkembang dan menyebar ke Afrika dan Asia . Penyebaran di Asia meliputi wilayah India, Indonesia, Thailand dan Filippina. Di Asia kapuk sudah dibudidayakan, sedangkan di Afrika hanya sebagian yang dibudidayakan sementara di Amerika belum dibudidayakan.

Tanaman kapuk di beberapa tempat di Indonesia telah diusahakan secara intensif. Misalnya di P.Jawa dilereng Gunung Muria (Pati) disekitar Weleri, antara Semarang–Pekalongan; didaerah Pandaan antara Gunung Arjuno dan Penanggungan dan antara Pare dan Ngantang yaitu jalan dari Kediri menuju ke Malang. Di Sulawesi kapuk didapati di bagian selatan Danau Tempe dekat Sengkang, dibagian selatan dan timur Gunung Lompobattang sekitar Jeneponto dan Bantaeng, kemudian disekitar Tanette dan pulau Muna.
Tanaman kapuk di Indonesia dikembangkan oleh rakyat , perkebunan swasta dan perkebunan pemerintah (BUMN). Areal seluruhnya saat ini mencapai 250 500 ha dengan produksi serat mencapai 84 700 per kg.

TIPE TANAMAN KAPUK
Ceiba pentandra, dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu : Ceiba occidentalis, banyak ditemukan di Amerika dan Afrika, dan Ceiba orientalis, yang berada di Asia. Sedangkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa persilangan antara kedua kelompok tersebut dapat dilakukan dengan mudah; ini menunjukkan kedekatan genetik keduanya. Hasil persilangan kedua tipe tersebut disebut tipe hibrida yang banyak dikembangkan di sentra-sentra kapuk. Di Amerika tidak terdapat klon kapuk tipe indika, dan sebaliknya di Asia saat ini hanya sedikit ditemukan tipe karibea.
Tipe Karibea pohonnya berukuran besar, tinggi mencapai 50 meter dan cabang terbawah dari permukaan tanah sekitar 10 meter. Di Amerika maupun di Afrika pohon-pohon tersebut dapat ditemukan di lapangan dengan mahkota yang sangat besar. Kecuali tipe yang bercabang rendah, juga ada tipe yang bercabang sangat tinggi, bercabang, tetapi mahkotanya kurang kokoh. Tipe ini tumbuh dihutan-hutan tropis, contohnya antara lain kapuk Suriname dan Congo, yang akan di bahas lebih lanjut. Tipe Indika pohonnya berukuran relatif lebih kecil dibanding tipe Karibea dan tidak dapat bersaing dengan vegetasi-vegetasi liar.

SYARAT TUMBUH
Pendapat yang mengatakan bahwa kapuk dapat tumbuh pada tanah yang marginal dan di daerah yang kering adalah salah. Kapuk memang membutuhkan musim kering yang panjang, tetapi jangan terlalu kering. Daerah-daerah, seperti Krawang, Indramayu, Karesidenan Bojonegoro dan kepulauan Nusa Tenggara tidak sesuai untuk tanaman kapuk karena terlalu kering. Begitu juga di daerah yang terlalu basah seperti Sumatera dan Jawa Barat.
Hubungan antara curah hujan di beberapa daerah penghasil kapuk di pulau Jawa, menunjukkan bahwa curah hujan pada periode kering menentukan saat berbunga dan pembentukan buah. Dalam periode tersebut jumlah curah hujan tiap bulan yang kurang dari 100 mm sebaiknya tidak lebih dari empat bulan, sedangkan jumlah hujan seluruhnya sedikitnya 150 mm dan setinggi-tingginya 350 mm, dengan jumlah hari sedikitnya 10 hari dan setinggi-tingginya 25 hari.

PEMBIBITAN
Bibit kapuk dapat berasal dari biji atau stek. Penangkaran dengan biji didahului dengan persemaian. Pada pembuatan pesemaian kapuk yang penting adalah pengerjaan tanah. Permukaan bedengan dibuat merata dan pembuangan air mudah dilakukan, karena air yang menggenang berakibat fatal bagi tanaman yang masih muda. Jarak tanam di bedengan 20 cm x 20 cm dengan memakai 3 biji per lubang, kemudian setelah sebulan disisakan satu tanaman yang terbaik. Cara lainnya dengan disebar dalam bak-bak yang kemudian dipindahkan ke bedengan, sehingga diperoleh tanaman yang rata dan tumbuh baik, tetapi apabila ada gangguan hama kumbang Nisotra, pada tanaman kapuk muda daunnya habis termakan. Tanaman kapuk pada umumnya dapat dipindahkan ke lapangan setelah umur satu tahun di persemaian, setinggi kira- kira satu meter.
Okulasi tanaman kapuk banyak menggunakan Togo B sebagai batang bawah. Hasilnya menunjukkan beberapa keuntungan antara lain : pada sambungan batang bawah dan atas (mata tunas) tidak timbul benjolan seperti layaknya bibit berasal dari biji. Keuntungan lain adalah diperoleh tanaman yang sama unggulnya dengan tanaman induknya.

PENANAMAN
Jarak tanam yang terbaik untuk tanaman kapuk tergantung tipe kapuk yanag ditanam. Pada umumnya tanaman kapuk tidak boleh ditanam terlalu dekat satu sama lain. Di perkebunan-perkebunan umumnya jarak tanam yang diterapkan 8 x 8 m sampai 10 x 10 m. Di kebun Percobaan Muktiharjo, Pati, pada tahun 1978 tanaman koleksi menggunakan jarak tanam 8 x 8 m. Setelah umur 12 tahun cabang-cabang sudah saling menutup yang menyebabkan penurunan produksi. Pada tahun 1991 dilakukan peremajaan sekaligus menata ulang jarak tanamnya yaitu 15 x 15 m. Ternyata setelah umur 7 tahun menunjukkan pembuahan yang baik. Produksi yang tertinggi pada umur tersebut adalah klon Congo 2 x Lanang atau (C 2 x L) yaitu 992 glondong/pohon/tahun. Sebagai kompensasi hasil pada jarak yang lebar dapat ditambahkan tanaman sela untuk meningkatkan pendapatan per satuan lahan.

TANAMAN SELA
Tanaman semusim atau tahunan dapat ditanam diantara tegakan tanaman kapuk sebagai tanaman sela. Menurut penelitian, kapuk sangat baik dikombinasikan dengan tanaman kakao. Kakao sebagai tanaman bawah dan kapuk berfungsi sebagai tanaman pelindung. Syarat-syarat yang dihendaki oleh tanaman kapuk terhadap tanah dan iklim, seyogianya sama dengan tanaman kakao. Ada daerah-daerah yang masih layak untuk tanaman kapuk, tetapi terlalu kering untuk tanaman kakao. Kadang-kadang kita juga menemukan kombinasi tanaman kapuk dengan tanaman kopi (robusta). Kombinasi ini kurang baik dibanding dengan tanaman kakao, karena pada musim kemarau yang sesuai untuk tanaman kapuk justru terlalu panjang untuk tanaman kopi.

PEMELIHARAAN
Dikaitkan dengan cara panen dengan memukul buah di pohon, agar buah yang jatuh diatas tanah mudah diambil, maka disarankan agar tanah dibersihkan pada akhir musim kemarau. Tanah dikerjakan secara minimum pada akhir musim penghujan, dan dengan demikian dapat mencegah penguapan air tanah.
Pada dasarnya tanaman kapuk sendiri hanya sedikit memerlukan pemeliharaan. Pemangkasan tidak dilakukan pada tanaman kapuk, hanya menyingkirkan dahan-dahan yang mati, dan tanaman Loranthaceae (kemladean). Untuk itu perlu diawasi secara intensip agar tidak ada biji tanaman kemladean yang bisa berkembang.
Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu tahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Dosis yang diberikan tergantung umur tanaman dan kebutuhan hara berdasarkan analisa tanah. Umur 1- 5 tahun umumnya kebutuhan pupuk 1,0 kg urea + 0,5 kg SP36 + 0,5 kg KCl per pohon per tahun yang diberikan dua kali, setengahnya pada awal musim penghujan dan sisanya akhir musim penghujan. Semakin tua tanaman dosis pupuk yang diberikan semakin tinggi.

ORGANISME PENGGANGGU
Tanaman kapuk tidak banyak mendapat gangguan hama atau penyakit kecuali gangguan parasit dari keluarga Loranthaceae. Parasit ini disebarkan oleh beberapa jenis burung tertentu, yang memakan buah-buah benalu dan meninggalkannya berupa biji pada tangkai kapuk, karena adanya cairan yang lekat. Apakah biji tersebut akan berkecambah, tergantung pada tanaman inang. Tanaman kapuk Jawa (Indika) sangat peka terhadap benalu, sebaliknya tipe karibea mempunyai daya resistensi yang lebih besar. Cara mengatasinya adalah membersihkan kemudian menjaga agar pohon-pohon tetap bersih dari benalu. Penyuluhan kepada petani agar semua jenis tanaman yang ada dipekarangan tidak dihinggapi oleh benalu terus digalakkan. Kerugian akibat parasit ini, apabila tidak ada usaha-usaha yang effektif, dampaknya dapat menurunkan produksi, bahkan mengalami kegagalan panen.

Read more...
Powered By Blogger
JANGAN SALAH MEMILIH DALAM BERBISNIS | ANDA LAYAK MENDAPATKAN PRODUK TERBAIK | HUBUNGI : ARIF MULYADI (+62) 08562700040